Bahaya Air Rebusan Pembalut
Masih seputar hebohnya mabok dengan air rebusan pembalut wanita. Situs tribunnews menulis, “Di Jawa Barat, Bekasi disebut-sebut sebagai wilayah yang remajanya paling banyak meminum rebusan pembalut wanita selain Bogor, Karawang, Bandung, Sukabumi, dan Cirebon”. Meskipun, soal Bekasi itu dibantah Badan Narkotika Kabupaten (BNK) Bekasi Bidang Penyuluhan, Jumarwansyah.
Menurut Jumarwansyah, pihaknya sudah mendapatkan informasi praktek mabuk yang melibatkan pembalut wanita itu sejak 4 tahun lalu. Tapi baru sebatas informasi. “Belum ada laporan masuk. Hanya sebatas informasi saja. Berbeda seperti di Jawa Tengah yang tertangkap basah pada 7 November 2018 itu," kata Jumarwansyah, kepada tribunews.
Sejauh ini, masih menurut Jumarwansyah, pihaknya telah melakukan sosialisasi mengenai bahaya mabuk dengan meminum air rebusan pembalut wanita. Selain itu, pihaknya juga rutin melakukan sosialisasi mengenai bahaya minum-minuman keras, maupun narkotika. Selain dapat meresahkan dan merusak masa depan, juga dapat dikenakan hukuman.
"Kalau sosialisasi mengenai bahaya mabuk dengan itu (pembalut) kita sudah sering sampaikan sejak 2 tahun lalu,” tandas Jumarwansyah.
Baiklah. Tapi, apa sebenarnya kandungan pembalut tersebut sehingga bisa menimbulkan efek mabuk seperti diakui sejumlah anak jalanan itu?
Tentang kandungan, penjelasan datang dari Dekan Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, Mahdi Jufri. Menurut dia, pembalut memiliki dua kandungan berbahaya jika dikonsumsi. Di antaranya klorin dan gel penyerap. "Chlorine berfungsi sebagai desinfektan. Gelnya mengandung sodium polyacrylat yang merupakan super adsorben atau penyerap," kata dia.
Masyarakat lebih mengenal klorin sebagai kaporit. Biasanya digunakan untuk penjernihan air. Klorin akan berbahaya jika terpapar tubuh -- baik itu tertelan atau terkena di area mata dan saluran pernapasan. Efeknya bisa menyebabkan masalah kulit, iritasi, dan kanker dalam jangka panjang.
Adapun Sodium Polyacrylate adalah bubuk bahan kimia yang ditambahkan pada bagian dalam pembalut. Fungsinya sebagai penyerap. Jika terpapar tubuh maka bisa menimbulkan iritasi atau alergi.
Sebagaimana tersaji pada acara Apa Kabar Indonesia Pagi, Kamis, 8 November 2018, yang diunggah di salurah Youtube Talkshow tvOne, pakar soal adiksi, dr Hari Nugroho, meneguhkan penjelasan Mahdi tadi. "Memang (kandungan dalam) pembalut dan pampers itu tidak lepas dari adanya zat-zat kimia yakni jejak klorin. Lalu ketika dikonsumsi akan ada efek-efek sistem neuro psikologi kita sebagai manusia," kata dr Hari.
Apakah zat-zat tersebut menimbulkan efek adiktif? "Kalau adiksi secara zatnya sih tidak. Tapi dia (peminum air rebusan pembalut) akan berkeyakinan air rebusan pembalut tadi bisa membuat fly. Lebih pada adiksi secara psikologi. Kalau dia minum air rebusan pembalut itu nanti bisa nge-fly. Klorin bisa berefek pada otak kita," kata Pak Dokter.
Ia juga mengatakan, jika air rebusan itu dikonsumsi terus menerus dapat menyebabkan kanker. "Kalau itu (air rebusan pembalut) dipakai secara kronis (terus menerus) bukan tidak mungkin nanti ada efek secara kesehatan. Di dalam pembalut itu ada unsur plastik. Itu bersifat karsinogen yang nanti bisa merangsang kanker," kata dia.
Ihwal piskologi tadi juga ditekankan Psikolog dari Unika Soegijapranata Semarang, Indra Dwi Purnomo, MPsi. “Kalau kita cek dari sudut pandang kejiwaan, anak-anak ini masih di usia remaja yang cenderung penasaran dan coba-coba. Mereka berkata efek dari air rebusan pembalut ini mirip dengan sabu. Padahal, bisa jadi hal ini lebih ke sugesti mereka saja. Entah dari mana ide ini berasal,” kata dia
Satu hal yang pasti, Indra menilai, anak-anak ini harus diberi pendampingan dan rehabilitasi. “Sehingga diharapkan tidak akan mengulangi tindakan berbahaya ini di kemudian hari,” kata Indra.
Purnomo Sidi/Maman Gantra
No comments