Menggaet Pembaca Lewat Feature
Pernahkan Anda berpikir, bagaimana Tempo dapat menggaet pembaca lewat feature-nya? Mulai dari mengetahui unsur penting yang dirangkai di dalamnya hingga membuat pembaca merasa menjadi bagian dalam feature. Semua ini memerlukan teknik kepenulisan yang cermat agar feature dapat tetap pada posisinya.
“Kata-kata adalah alat pokok dalam pekerjaan jurnalisme…,” ucap seorang Editor Tempo.
Goenawan Mohamad menyebut Feature sebagai karya tulis yang cenderung lebih menghibur dan membuat senang pembaca. Meski demikian, feature tidak serta-merta menghilangkan aspek informasinya. Selain itu, feature memiliki keistimewaan, yaitu tak lekang oleh waktu. Jadi, tak aneh kalau feature sering disebut dengan “tulisan awet”.
Bagi penulis, mengubah berita biasa menjadi berita yang enak dibaca ala feature memerlukan kreatifias. Misal, dibeberapa feature, wartawan sengaja menulis kata “aku”, dengan tujuan menempatan pembaca menjadi tokoh. Tak jarang pula, feature dijadikan sebagai berita “hiburan” untuk menjelaskan suatu kejadian secara ekslusif.
Feature juga memiliki tulisan yang bervariasi. Tidak ada patokan secara pasti seberapa panjang feature dibuat. Namun, minat pembacalah yang menjadi patokan utama seorang dalam menulis feature. Seperti yang diungkapkan Goenawan Mohamad, untuk penulis feature, “menulislah seperti halnya anda sedang bertutur”.
Sama halnya dengan karya jurnalistik lainya, imajinasi penulis tidak diperbolehkan mewarnai fakta dalam menulis feature. Wartawan dituntut untuk akurat. Dengan ini, ejaan dalam feature menjadi suatu keharusan.
Goenawan Mohamad juga mengatakan, ada cara untuk menggaet minat pembaca lewat feature. Ia menyebut bahwa tergantung pada paragraf pertama atau lead. Penggunaan lead bertujuan untuk membuka jalan bagi alur cerita. Dengan ini, pembaca dapat mengetahui cerita secara ringkas melalui lead.
Pemilihan jenis lead yang digunakan pun tergantung Si wartawan. Ada wartawan yang memilih lead ringkasan ketika diburu deadline. Ada juga yang tertarik membuat lead diskripsif, lead kutipan, lead bercerita, dan lead bertanya. Tak jarang pula wartawan mengkombinasikan beberapa jenis lead untuk menghasilkan karakter lead baru.
Setelah selesai pada lead, wartawan perlu menyusun materi untuk memikat pembaca agar mengikuti alur feature dari awal sampai akhir. Biasanya, banyak feature yang menggunakan bentuk kerangka piramida terbalik di bagian ini. Tapi sebetulnya, tak ada patokan dalam membuat feature yang tegas.
Keuntungan jika menggunakan piramida terbalik untuk pembaca adalah mereka dapat langsung menemukan informasi penting di bagian awal tulisan. Sedangkan untuk editor, mereka dapat memotong naskah dari bawah. Sehingga, memungkinkan kecepatan untuk mengetahui, apakah berita itu layak untuk dimuat atau tidak.
Kemudian, feature dengan piramida terbalik memerlukan ending yang mutlak. Maksudnya, ending dari feature perlu mengagetkan pembaca. Namun, layaknya kerangka tubuh manusia, setiap bagian memerlukan sambungan. Menulis feature pun demikian. Penulis perlu menggabungkan bermacam-macam fakta dan memilih diksi yang tidak membuat pembaca terasa terganggu.
Selain itu, menggaet minat pembaca perlu teknik agar semua berada pada tempatnya. Pertama, spiral atau setiap alinea perlu menguraikan persoalan secara rinci. Kedua, blok atau bahan cerita disajikan dalam alinea-alinea yang terpisah secara lengkap. Ketiga, mengikuti tema atau setiap alinea menggarisbawahi untuk menegaskan lead.
Tak lupa, penulis juga memberikan pegangan dasar dalam membuat tulisan menjadi menarik. Pertama, jangan membuat alinea panjang yang membuat pembaca segan. Kedua, jangan membuat alinea terlalu pendek yang membuat kaku tulisan. Terlalu fanatik pada kalimat pendek yang terdiri dari kalimat pokok, kata kerja, dan objek terus-menerus hanya akan membuat pembaca mengantuk setelah membaca beberapa alinea.
Setelah wartawan mengetahui pegangan dasar, mari kita bahas tentang senjata yang perlu digunakan wartawan professional untuk menaklukan pembaca. Seperti halnya tukang yang menggunakan unting-unting untuk meluruskan tiang bangunan. Dalam menulis berita feature, penulis perlu memfokuskan tulisan dengan membuat pembaca seolah-olah menjadi tokoh dalam feature. Caranya, penulis feature perlu mendiskripsikan tokoh secara keseluruhan, mulai dari kepribadian dan sampai citra tokoh tersebut.
Selain itu, untuk menaklukkan pembaca, feature perlu didukung oleh keberadaan anekdot atau cuplikan kejadian menarik untuk menghibur pembaca. Menambah anekdot dalam cerita membuat pembaca seolah menemukan butiran “mutiara” dalam feature. Gaya pengutipan langsung dari anekdot menjadi salah satu alat penulisan yang efektif. Melalui gaya kutipan, menjadikan pembaca seolah-olah mendengar sendiri ucapan dalam kutipan.
Biar bagaimana pun, wartawan perlu menemukan ide terlebih dahulu untuk dapat menulis feature yang menarik. Meskipun nantinya akan ada banyak kejadian di medan liputan, namun wartawan hanya akan memilih angle yang paling tajam untuk merangkap peristiwa. Setelahnya, mereka memerlukan outline supaya penulis tak tergelincir dari fokus.
SUM BER: https://dimensipers.com/2021/07/28/menggaet-pembaca-lewat-feature-ala-tempo/.
No comments