TERBARU

Tren Konsumsi Ikan Meningkat

Aneka jenis ikan laut. [via arah]
Konsumsi ikan dalam negeri menunjukkan tren meningkat. Dan ini terkait  kian gencarnya kampanye Gerakan Memasyarakatkan Makan Ikan (Gemarikan) beberapa tahun terakhir. Begitu klaim yang dilontarkan pihak Kementrian Kelautan dan Perikanan (KKP).

Adalah Direktur Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan(PDSPKP) KKP Rifky Effendi Hardijanto,  yang melontarkannya pada akhir pekan lalu, Sabtu, 24 November 2018.

Menurut Rifky, pada tahun 2014 konsumsi ikan per kapita per tahun tak lebih dari  38,14 kilogram (kg). Kemudian, di tahun 2015 naik menjadi 40,9 kg per kapita, dan 2016 naik lagi menjadi 43,88 kg per kapita. Sedangkan pada 2017, melonjak jadi 47,12 kg per kapita per tahun. "Dan tahun 2018 menjadi 50 kg per kapita per tahun. Sementara, untuk tahun 2019 nanti, target konsumsi perikanan nasional menjadi 54,49 per kapita per tahun," kata Rifky.

Dia menyebut, hampir per tahunnya target konsumsi ikan nasional selalu terpenuhi bahkan tidak jarang melebihi target yang ditetapkan. "Ini bukti kalau masyarakat kita sudah mulai sadar akan pentingnya mengonsumsi ikan bagi kesehatan," ujar dia.

Toh, masih kata Rifky, pihaknya tak akan berpuas diri sampai di situ. KKP akan terus mendengungkan akan pentingnya konsumsi ikan. Pasalnya, ikan berperan penting dalam menentukan kualitas kesehatan seseorang. Khususnya pada seribu hari pertama usianya. Karena itulah, mengkonsumsi ikan menjadi isu penting dalam Gerakan Peningkatan Gizi pada 1.000 Hari Pertama Kehidupan (Gerakan 1.000 HPK). "Konsumsi ikan pada balita dapat mengurangi permasalahan stunting dan kurang gizi," kata Rifky.

Selain ikut menggencarkan Gerakan 1.000 HPK, kata Rifky, saat ini KKP juga tengah mengagas Seafood Lovers Millennial. Selain untuk membangun budaya makan ikan ke arah yang kekinian alias lebih modern, kegiatan ini juga berkaitan dengan bonus demografi yang akan didapat Indonesia selama rentang waktu 2020-2035, yang akan mencapai puncaknya pada 2030.

Ia merujuk pada Jepang, yang penduduknya dianggap pintar dan cerdas karena konsumsi ikannya tinggi. "Kita menginginkan generasi kita pun demikian,"ucap Rifky. 

Wahyuning Muliadi

No comments