Masih Perlu Kesiapsiagaan dan Latihan
Wakil Bupati Luwu Utara Suaib Mansur sedang memeriksa pasukan dalam apel kesiapsiagaan penanganan bencana di Mapolres Luwu Utara, Jumat, 18 November 2022. [istimewa] |
"Sebagaimana kita ketahui bersama bahwa akhir-akhir ini selain ancaman pandemi covid-19 hal yang perlu di waspadai adalah cuaca ekstrem, seperti curah hujan yang tinggi disertai dengan angin kencang yang dapat mengakibatkan bencana alam," kata Suaib.
Untuk itu, lanjut Suaib, apel kesiapsiagaan bencana alam ini merupakan wujud kesiapan pemerintah daerah, Polri bersama dengan TNI dan instansi terkait lainnya dalam menghadapi bencana yang terjadi serta sebagai sarana konsolidasi dan pengecekan personel beserta kelengkapan sarana dan prasarana.
Ia juga menegaskan pentingnya sinergitas antar stakholder dalam upaya kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana. "Pendekatan secara preventif semua pihak serta kepada masyarakat terkait peran serta dalam menghadapi bencana, itu menjadi sangat penting dalam membentuk kesiapsiagaan," ungkapnya. "Dan yang tak kalah penting adalah perlunya latihan secara intens para personil yang akan ditugaskan," tambah Suaib.
"Alhamdulillah, SDM dan peralatan kebencanaan yang ada di Luwu Utara ini sudah mumpuni namun tetap perlu adanya latihan yang intens dan pengecekan sarana dan prasarana yang intens sehingga kesiapan para personil dan peralatan selalu siap siaga," kata Suaib di akhir pidatonya.
Kondisi geologis dan geografis yang disertai dengan perubahan iklim dan prilaku manusia, sejumlah daerah di Kabupaten Luwu Utara memang tergolong rawan bencana. Awal Oktober lalu, misalnya, enam desa sempat terisolir menyusul banjir dan longsor yang menimpa kawasan Kecamatan Walenrang Barat. Sehingga, selain menyebabkan 4 warga meninggal dunia, 169 jiwa mengungsi, dan 771 KK/3.084 jiwa terdampak; 165 KK terisolir dan 20 orang sempat dilarikan ke Puskesmas untuk mendapatkan perawatan intensif.
Di samping itu, ada 771 unit rumah yang terdampak banjir, 5 unit rumah bahkan mengalami rusak berat, 2 unit rumah terancam longsor, 15 hewan ternak hanyut, 1.432 hektar lahan pertanian dan perkebunan terdampak serta 14 titik tanggul dengan total sepanjang 150 meter jebol.
Syukurlah, sejumlah upaya tengah dilakukan untuk mengurangi dan mengatasi dampak bencana tersebut. Sementara, menurut perkiraan Badan Metereologi, Klimatologi, dan Geofisika; sampai pekan depan, Luwu masih akan diwarnai hujan ringan dan angin yang cukup kencang, 30 km/jam. Kesiapsiagaan memang mutlak diperlukan.
Nur Kamar (Masamba)
No comments